PT. JAYABAYA


PT JAYABAYA
 adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan kayu olahan. Perusahaan ini berfokus pada penyediaan kayu berkualitas tinggi untuk berbagai keperluan, termasuk konstruksi, furnitur, dan kerajinan tangan. PT JAYABAYA berkomitmen untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.

Jenis-Jenis Kayu yang Diproduksi

  1. Kayu Jati: Dikenal karena kekuatan dan ketahanannya terhadap cuaca. Sering digunakan untuk furnitur outdoor dan konstruksi.
  2. Kayu Mahoni: Memiliki warna merah yang khas dan sering dipilih untuk pembuatan furnitur mewah dan kerajinan tangan.
  3. Kayu Pinus: Ringan dan mudah diproses, kayu pinus banyak digunakan untuk konstruksi dan pembuatan barang-barang interior.
  4. Kayu Meranti: Dikenal karena seratnya yang halus dan warna yang bervariasi. Cocok untuk pembuatan pintu dan jendela.
  5. Kayu Bambu: Meskipun bukan kayu tradisional, bambu sangat kuat dan fleksibel, digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk furnitur dan dekorasi.
  6. Kayu Akasia: Kayu yang tahan lama dan tahan terhadap hama. Sering digunakan untuk pembuatan meubel dan lantai.
  7. Kayu Oak: Memiliki ketahanan yang baik dan sering digunakan dalam pembuatan furnitur, lantai, dan barrel anggur.
  8. Kayu Cedar: Tahan air dan hama, sering digunakan untuk pembuatan lemari, furnitur outdoor, dan dekorasi interior.

Metode Critical Path Method (CPM)

Metode Critical Path Method (CPM) digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya dalam proyek produksi kayu. Dengan CPM, PT JAYABAYA dapat merencanakan dan mengatur proyek dengan lebih efisien melalui langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Kegiatan: Mengidentifikasi semua kegiatan yang diperlukan dalam proses produksi kayu, mulai dari pembelian bahan baku, pemotongan, pengeringan, hingga pengemasan.

  2. Penentuan Durasi Kegiatan: Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan. Misalnya, pemotongan kayu memerlukan waktu 5 hari, pengeringan selama 10 hari, dan pengemasan 3 hari.

  3. Penyusunan Jaringan Proyek: Membuat diagram jaringan yang menunjukkan urutan kegiatan. Kegiatan pemotongan harus diselesaikan sebelum pengeringan, dan pengeringan harus selesai sebelum pengemasan.

  4. Analisis Jalur Kritis: Mengidentifikasi jalur kritis, yaitu urutan kegiatan yang menentukan durasi total proyek. Dalam contoh ini, jalur kritis mungkin terdiri dari pemotongan → pengeringan → pengemasan, dengan total waktu 18 hari.

  5. Pengelolaan Sumber Daya: Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan, seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku, agar proyek dapat berjalan tepat waktu.

  6. Monitoring dan Pengendalian: Secara rutin memantau kemajuan proyek dan melakukan penyesuaian jika terjadi keterlambatan pada salah satu kegiatan dalam jalur kritis.

Dengan menerapkan metode CPM, PT JAYABAYA dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, dan memastikan pengiriman produk kayu yang tepat waktu kepada pelanggan. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya saing perusahaan di 


Comments

Popular posts from this blog

M013 Analisa Strategi dan Kajian Manajemen Risiko

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS PT JAYABAYA

Review Materi Analisis Perancangan Perusahaan (Fauji Khoerunisa_41622010024)